2.

Selasa, 24 Januari 2012

Sejarah Teater

2. Sejarah Singkat Teater 
2.1 Teater Barat 
2.1.1 Asal Mula Teater 
Waktu dan tempat pertunjukan teater yang pertama kali dimulai
tidak diketahui. Adapun yang dapat diketahui hanyalah teori tentang asal
mulanya. Di antaranya teori tentang asal mula teater adalah sebagai
berikut.
Berasal dari upacara agama primitif. Unsur cerita ditambahkan pada upacara semacam itu yang akhirnya berkembang menjadipertunjukan teater. Meskipun upacara agama telah lama ditinggalkan, tapi teater ini hidup terus hingga sekarang.
Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya.  Dalam acara ini seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan diperagakan dalam bentuk teater.
          Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita. Cerita itu kemudian juga dibuat dalam bentuk teater (kisah perburuan,kepahlawanan, perang, dan lain sebagainya).

         Rendra dalam Seni Drama Untuk Remaja (1993), menyebutkan bahwa naskah teater tertua di dunia yang pernah ditemukan ditulisseorang pendeta Mesir, I Kher-nefert, di zaman peradaban Mesir Kuno kira-kira 2000 tahun sebelum tarikh Masehi. Pada zaman itu peradaban Mesir Kuno sudah maju. Mereka sudah bisa membuat piramida, sudahmengerti irigasi, sudah bisa membuat kalender, sudah mengenal ilmu bedah, dan juga sudah mengenal tulis menulis. 
I Kher-nefert menulis naskah tersebut untuk sebuah pertunjukan teater
ritual di kota Abydos, sehingga terkenal sebagai Naskah Abydos yang
menceritakan pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik. Jalan cerita
naskah Abydos juga diketemukan tergambar dalam relief kuburan yang
lebih tua. Para ahli bisa memperkirakan bahwa jalan cerita itu sudah ada
dan dimainkan orang sejak tahun 5000 SM. Meskipun baru muncul
sebagai naskah tertulis di tahun 2000 SM. Dari hasil penelitian yang
dilakukan diketahui juga bahwa  pertunjukan teater Abydos terdapat
unsur-unsur teater yang meliputi pemain, jalan cerita, naskah dialog,
topeng, tata busana, musik, nyanyian, tarian, selain itu juga properti
pemain seperti tombak, kapak, tameng, dan sejenisnya.
2.1.2 Teater Yunani Klasik
Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen
dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap
dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton
melengkung dan berundak-undak yang disebut amphitheater (Jakob
Soemardjo, 1984). Ribuan orang mengunjungi amphitheater untuk
menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater terbaik. Naskah
lakon teater Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang
menciptakan dialog diantara para karakternya. Ciri-ciri khusus
pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:
Pertunjukan dilakukan di amphitheater.
Sudah menggunakan naskah lakon.
Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan
pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan
lebih dari satu tokoh.
Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat
penonton tegang, takut, dan kasihan serta cerita komedi yang
lucu, kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu
itu.
Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk
kelompok koor (penyanyi), penari, dan narator (pemain yang
menceritakan jalannya pertunjukan).
Pengarang teater Yunani Klasik, yaitu
Aeschylus (525-SM). Dialah yang pertama kali mengenalkan
tokoh prontagonis dan antagonis sehingga mampu menghidupkan
peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri
dari Agamennon , The Libatian Beavers, dan The Furies.
Shopocles (496-406 SM) dengan karya yang terkenal adalah
Oedipus The King, Oedipus at Colonus, Antigone.
Euripides (484-406 SM) dengan karya-karyanya antara lain
Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops.
Aristophanes (448-380 SM) penulis naskah drama komedi.
Dengan karyanya yang terkenal adalah Lysistrata, The Wasps,
The Clouds, The Frogs, The Birds.
Manander (349-291 SM.). Manander menghilangkan koor dan
menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya watak orang tua
yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang
ajar, tentara yang sombong dan sebagainya. Karya Manander
juga berpengaruh kuat pada Zaman Romawi Klasik dan drama
komedi Zaman Renaissance dan Elisabethan.
Kebanyakan drama tragedi Yunani dibuat berdasarkan legenda.
Drama-drama ini sering membuat penonton merasa tegang, takut, dan
kasihan. Drama komedi bersifat lucu dan kasar serta sering mengolok-
olok tokoh-tokoh terkenal.